Pada dasarnya, bank sampah SMA Negeri 2 Demak adalah tempat penyimpanan khusus untuk sampah kering atau anorganik. Konsepnya mirip dengan perbankan, dengan siswa dan warga sekolah diberikan buku tabungan khusus yang digunakan untuk mencatat tabungan mereka dalam bentuk sampah. Sampah-sampah ini nantinya akan dihitung dan diubah menjadi uang yang dapat ditarik oleh pemegang tabungan.
Sebelum mengenal lebih jauh tentang bagaimana bank sampah SMA Negeri 2 Demak bekerja, mari kita memahami prinsip dasar dalam pemilahan sampah yang benar. Sampah dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik mencakup berbagai macam seperti daun-daun dan sisa makanan yang masih bisa terurai alami. Di sisi lain, sampah anorganik termasuk plastik, kaca, dan kertas, yang sering kali menjadi komponen penting dalam sampah kita. Plastik dapat berupa botol minuman sekali pakai dan gelas plastik. Sedangkan kertas sering digunakan untuk pembuatan amplop dan pembungkus makanan di kantin.
Proses pengumpulan sampah organik dan anorganik di SMA Negeri 2 Demak dilakukan dengan cermat. Setiap kelas dilengkapi dengan loker berbentuk tas sampah yang berfungsi untuk memisahkan botol plastik sekali pakai dari sampah lainnya. Perlu ditekankan, penting untuk memisahkan tutup botol dari botolnya sebelum membuangnya. Sampah selain botol plastik dan gelas plastik dibuang pada tiga jenis tempat sampah yang tersedia di seluruh area sekolah. Tempat sampah berwarna hijau digunakan untuk sampah organik, kuning untuk sampah anorganik, dan biru untuk sampah campuran atau residu.
Proses menabung sampah dimulai ketika sampah botol dan tutup botol dari setiap kelas dikumpulkan oleh perwakilan kelas dan diangkut ke bank sampah. Di sana, petugas bank sampah akan menimbang sampah yang dikumpulkan oleh siswa dan mencatatnya dalam buku tabungan masing-masing nasabah. Kemudian, guru dan kader bank sampah akan mengambil alih untuk mengelola sampah yang telah terkumpul di bank sampah. Mereka akan memilah antara sampah yang dapat dijual dan sampah yang dapat didaur ulang menjadi produk bernilai ekonomi tinggi. Sampah yang bisa dijual akan diserahkan kepada pengepul, dan pendapatan dari penjualan tersebut akan dicatat dalam buku penjualan, lalu diserahkan kepada pemegang tabungan pada akhir semester.
Pengelolaan sampah di SMA Negeri 2 Demak melibatkan seluruh komunitas sekolah, termasuk siswa, guru, karyawan, dan bahkan kantin sekolah. Kantin sekolah telah mengadopsi praktik ramah lingkungan dengan tidak menyediakan kantong plastik, bungkus styrofoam, serta sedotan. Sebagai gantinya, mereka menggunakan kertas bekas dan kotak makanan yang dapat digunakan berulang kali. Selain itu, plastik gelas dan cangkir plastik digunakan dengan bijak. Sekolah juga mendorong warga sekolah untuk mengurangi pemborosan makanan dan minuman.
Beberapa jenis sampah anorganik juga mendapat kesempatan kedua dengan didaur ulang menjadi berbagai produk kerajinan tangan. Di antaranya adalah pembuatan bingkai foto dari koran bekas, pot bunga dari botol plastik, cup plastik yang berubah menjadi tempat pensil, pot tanaman dari ban bekas, dan tempat tissue dari tutup botol, serta masih banyak lagi. Pemanfaatan sampah kertas tidak hanya mencakup penjualan kepada pengepul, tetapi juga digunakan untuk membuat amplop dan bungkus makanan. Bahkan, penggunaan tinta printer isi ulang telah diterapkan oleh sekolah untuk mengurangi sampah berbahaya.
Bank Sampah SMA Negeri 2 Demak bukan hanya menjadi tempat untuk mengelola sampah, tetapi juga sebuah wadah untuk mengedukasi generasi muda tentang pentingnya pengelolaan sampah yang benar dan berkelanjutan. Inisiatif ini tidak hanya melibatkan sekolah, tetapi juga melibatkan seluruh komunitas, mempromosikan praktik ramah lingkungan, dan menginspirasi perubahan positif dalam lingkungan sekolah dan masyarakat secara keseluruhan.